Kau tahu? Aku sudah
mendeteksi zat-zat aneh yang muncul padaku saat pertama melihat kau berjalan
menghampiri. Ada yang membuncah di ubun-ubun. Entah zat apa ini. Yang pasti ini
seperti perubahan kimia, yang menimbulkan zat baru. Ada pembentukan endapan
baru, ada perubahan warna.
Aku seperti
air kapur yang kemudian kau tiup yang awalnya akan menjadi keruh, lalu beberapa
saat kemudian jernih dengan endapan di dasarnya. Kau membuatku keruh. Saat
membaca pikiranmu lewat semua gerak-gerik dan tuturmu, aku tak mengerti. Tapi aku
tahu ada yang harus kuketahui dan kumengerti. Namun lagi-lagi kau membuatku
keruh yang tak berendap.
Aku seperti
air kapur yang keruh. Bingung mencari jernih. Saat membaca pikiranmu lewat
semua senyum dan tawamu, aku tak mengerti. Tapi aku tahu ada yang harus
kuketahui dan kumengerti. Namun kau masih membuatku keruh, tak kutemukan jernih
menghampiriku.
Kau seperti
hembusan karbondioksida yang mengeruhkan air kapur. Memutihkan yang bening,
menggertak yang hening. Aku hening saat itu, namun tidak saat ini. Aku tahu ada
yang mulai mengendap perlahan di dasar saat aku mulai menemukan jernih. Aku
tahu. Aku mengerti.
Kau seperti hembusan karbondioksida yang meninggalkan endapan. Entah akan memadat kah jika kubiarkan untuk beberapa lama. Biar saja seperti ini. Jika aku koyak, aku takkan melihat endapan di air sejernih ini, atau bahkan bisa saja kau kembali membuatku keruh dan takkan meninggalkan endapan lagi untukku. Biar saja seperti ini. Mengendap di dasar.