Penggolongan kata dalam kategori didasarkan atas fungsi
kata dalam kalimat. Tidak dapat dimungkiri bahwa pemakaian bahasa dalam
pembentukan kalimat beroperasi terutama dengan pengertian-pengertian pokok.
Berikut adalah penggolongan kategori kata menurut Slametmuljana :
1. Kata Baku.
Banyak kata-kata yang termasuk kategori kata baku
diantaranya :
a.
Kata-kata yang menjawab pertanyaan apa, tidak pandang apakah yang
bersangkutan menunjukkan pengertian konkrit atau abstrak, misalnya : pohon,
0rang, bumi, kebaikan, kepandaian, dan lain-lain. Dalam bahasa Indonesia
pemakaian bahasa pengertian-pengertian itu perlu diberikan nama untuk
menggampangkan ujarannya dan untuk membedakannya dengan pengertian-pengertian
lain yang juga digunakan dalam ujaran. Kata-kaya yang menjawab apa, adalah nama
sesuatu. Dalam bahasa Indonesia kata yang demikian biasa disebut dengan istilah
kata benda. Kata benda dalam bahasa
Indonesia mengandung pengertian yang terlalu konkrit, sedangkan
pengertian-pengertian abstrak seperti kepandaian, kabaikan yang tidak dapat
dialami oleh panca indera turut dimasukkan juga dalam istilah tersebut. Lebih
tepat jika digunakan istilah kata nama saja. Kata-kata nama ini dalam pemakaian
bahasa Indonesia biasa menduduki jabatan yang penting dalam susunan kalimat ;
segala macam jabatan dapat didudukinya.
b.
Kata-kata yang biasa disebut dengan istilah kata ganti nama. Dalam pemakaian bahasa kata nama dapat diganti
oleh kata-kata yang menjadi pelaku yakni pihak yang berbicara, pihak yang
diajak berbicara dan pihak yang dibicarakan. Dalam bahasa Indonesia ada
beberapa macam kata ganti nama yakni kata ganti (nama) diri, kata ganti (nama)
penunjuk, kata ganti (nama) Tanya. Istilah-istilah tersebut biasa disingkat
:kata ganti diri, kata penunjuk, dan kata Tanya.
c.
Kata-kata yang menjawab pertanyaan mengapa. Pertanyaan mengapa ditunjukkan
pada kata-kata nama (sesuatu) atau kata ganti nama yang dalam kalimat menjabat
fungsi gatra utama. Kata-kata yang menjawab pertanyaan itu biasa disebut dengan
istilah kata kerja, misalnya: mencari,
tidur, pergi, mandi, dan lain-lain. Kata kerja mewakili pengertian perbuatan
atau tindakan.
d.
Kata-kata yang menjawab pertanyaan bagaimana atau dalam keadaan apa, tidak
pandang apakah pertanyaan itu dihubungkan dengan kata nama atau kata kerja.
Kata-kata yang menjawab pertanyaan itu disebut dengan istilah kata(nama) sifat, tidak pandang jabatan
apa yang disusuki dalam susunan kalimat. Misalnya: sakit, sehat, pandai,
melintang, terbengkalai, dan lain-lain. Dalam bahasa Indonesia, kata sifat
dapat menduduki gatra sebutan tanpa perantara kata apapun. Misalnya: Ia sakit;
orang itu sehat; abak itu pandai, dan lain sebagainya. Sebagai gatra sebutan
kata sifat ujudnya hampir tidak dapat dibedakan dengan kata kerja. Salah satu
cara untuk mengenal apakah yang bersangkutan itu kata sifat atau kata kerja,
ialah penyisipan kata (men)jadi. Jika antara gatra pangkal dan gatra sebutan
yang berupa kata yang bersngkutan dapat disisipkan kata (men)jadi, kata yang
bersangkutan adalah kata sifat, jika tidak, kata yang bersangkutan adalah kata
kerja.
e.
Kata-kata yang menjawab pertanyaan berapa. Kata-kata ini biasa digunakan
untuk menghitung atau membilang. Biasa disebut dengan kata bilangan. Dalam bahasa
Indonesia ada beberapa jenis kata bilangan; 1. Kata bilangan pokok; 2. Kata
bilangan tingkat. Kata bilangan tingkat ialah kata bilangan dengan awalan ke-,
digunakan untuk menunjukkan tingkat atau nomor dalam urutan. Misalnya : orang
yang pertama, kedua kalinya, dan lain-lain.; 3. Kata bilangan keseluruhan. Kata
bilangan keseluruhan adalah kata bilangan dengan awalan ke- , digunakan untuk
menunjukkan keseluruhan benda yang disebut dengan kata bilangan pokok. Dalam
hal ini kata bilangan pokok, misalnya : keempat-empatnya, kelima-lima orang
itu, dan lain-lain.
2. Kata Tugas
Kata-kata yang termasuk kategori kata tugas, diantaranya
:
a.
Kata yang memiliki tugas untuk menggabungkan dua kalimat atau dua
peristiwa(pengertian) biasa disebut dengan istilah kata penghubung. Dalam bahasa Indonesia ada beberapa kata
penghubung yang menguhubungkan dua pengertian, antara lain : dan, atau, baik….maupun, kecuali, serta,
sama(bersama). Kata penghubung yang menghubungkan dua kalimat misalnya : karena, cebab, meskipun, walaupun, sesudah,
sebelum, dan lain-lain.
b.
Kata yang memiliki tugas untuk menjelaskan atau menetapkan posisi kata nama
yang menyusulnya. Kata-kata ini biasa disebut dengan istilah kata perangkai atau preposisi, oleh karena tempatnya ada
dimuka kata nama yang dijelaskan. Dalam
bahasa Indonsia tiga dianata kata-kata pengawal itu disebut kata
perangkai(pengawal) asli, yakni : di,
dari dan ke. Oleh karena kata did
an ke terdiri hanya satu suku kata, diperlakukan sebagai awalan, dibedakan
dengan kata dari ; dalam tulisan dirangkaikan dengan kata nama yang dikawalnya.
Kata perangkai di, ke dan dari juga digunakan sebagai unsur
pembentuk kata perangkai majemuk, yang pada hakekatnya terdiri dari kata
perngkai dan kata (nama) benda.
c.
Kata-kata yang mempunyai tugas membantu kata-kata majemuk. Biasa disebut kata tambahan atau kata pembantu. Dalam
bahasa Indonesia, berikut adalah macam-macam kata tambahan :
1)
Kata yang membantu kata kerja. Kata ini biasa disebut kata kala kerja, karena kata-kata tersebut memberikan penjelasan
waktu tentang berlakunya kata kerja atau sifat yang menjabat fungsi gatra
tersebut. Misalnya :akan, hendak, sudah, telah, habis, dan lain-lain.
2)
Kata-kata yang mengingkari atau menetapkan kata baku. Misalnya : Tidak,
bukan, jangan, tentu, pasti, dan lain-lain.
3)
Kata-kata yang mengandung watak perbandingan seperti : kurang, lebih,
terlalu, amat, sekali, sangat, dan lain-lain.
4)
Kata-kata yang mempunyai tugas untuk membantu kata bilangan. Misalnya :
orang, ekor, buah, potong, lembar, dan lain-lain.
5)
Kata-kata yang dalam kesusastraan lama biasa digunakan untuk memulai
kalimat, tetapi tidak mempunyai fungsi khusus dalam pembentukan kalimat.
Misalnya: Alkisah, sebermula, hatta, arkian, dan lain-lain.
6)
Kata-kata bantu yang memberikan penjelasan tambahan, misalnya : lagi, juga,
pula,pun.
7)
Kata-kata yang sekedar memberikan penjelasan tentang kedudukan sosial kata
(nama) benda yang ditempelinya. Kata-kata itu biasa dinamakan kata sebut :
misalnya si, dang, hyang, raden, rangkaja, rakai, sang, dan lain-lain.
d.
Kata-kata yang membantu menjelaskan suasana pemakaian bahasa. Apa arti
sesungguhnya baru diketahui setelah situasi pemakai bahasa dikatakan. Kata-kata
ini biasa disebut dengan istilah kata seru. Misalnya : ayo, aduhai, hem, halo,
he, ai, ajuhai, dan lain-lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar